Selasa, 16 September 2008

skip to main skip to sidebar
Cerita Lucu & Humor Dewasa
Blog khusus untuk cerita lucu, anekdot, ketawa ngakak, hahaha, hahahihi, humor dewasa, komedi, lawak, just joke, joke, dagelan, komedian, wah lucu, caerita saru, pelawak.
Minggu, 2007 Juni 10

लुबंग Tawon
Alkisah, tersebutlah sebuah kisah si beloon. Lelaki idiot itu sudah saatnya dikawinkan, karena usiannya sudah di atas 25 tahun. Untuk itu, bapaknya mengajari supaya pada malam pengantin nanti si lelaki idiot itu bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.
Suatu hari sang bapak mengajak anaknya itu jalan-jalan. Di tepi jalan ada pohon nangka yang terdapat lubang tawon. "Nak, seperti inilah lubang kemaluan wanita itu. Sekarang cobalah masukkan burungmu ke lubang itu," kata si ayah. Maka, sang anak menuruti saran ayahnya, dimasukkanlah alat kemaluannya ke lubang itu... dan seekor tawon menyengatnya. Maka, bengkaklah burung si idiot.
Setelah sembuh, si anak dikawinkan. Pada malam pengantin, ketika mereka sudah hendak main, si lelaki itu mengintip lubang kemaluan pengantin wanita dan bertanya, "Ada tawonnya, enggak?"

Senin, 15 September 2008

Lebah dan tawon penyerbuk di huatn tropis basah Taman Nasional Gunung Halimun dan distribusinya di Indonesia
Kahono, Sih Staf Puslit Biologi LIPITanggal: 09/05/2003

Penelitian lebah dan tawon penyerbuk dilakukan di Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH), Jawa Barat pada tahun 1999/2000. Diinventarisasi sebanyak 2 jenis lebah tak bersengat (Trigona apicalis dan Trigona sp). 2 jenis lebah madu (Apis cerana indica dan Apis dorsata), 5 jenis lebah soliter (Nomia simplicinotum, Ceratina sp1, Ceratina sp2, Amergilla cyrtandroe, dan Thyreus nitidulus), 1 jenis bumble bee (Bombus (Bremus) rufipes var. abscuripes Friese), 2 jenis bangbara (Xylocopa confusa dan X.aerulea), 2 jenis tawon fikus (Blastopaga spp.) dan 5 jenis tawon lainnya (Scolia procer III,S (Tricolia) azura Chr., Scolia sp., S.opalina brevicornis, Camposomeris habrocoma Sm., dan C,javana Lep.). Distribusi lebah dan tawon di TNGH merata di seluruh daerah pengamatan, kecuali beberapa jenis yang dibatasi oleh distribusi vertikalnya. Penelitian daerah distribusi di Indonesia dilakukan dengan menggunakan koleksi laboratorium Entomologi, Balibang Zoologi. Setiap jenis lebah dan tawon mempunyai daerah distribusi yang bebeda di Indonesia
Source
:
Seminar Nasional Sehari Pendayagunaan Sumber Daya Hayati dalam Pengelolaan Lingkungan (Salatiga, 3 Juni 2000). Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana., 2000 : p. 1 - 13 ; Fig., Tab., 0, Ref.
Mengusir Tawon
Posted by Tian on Jul 24, '08 10:51 PM for everyone
Setelah insiden tawon menyengat jidatku, kami sekarang rajin melakukan "razia sarang tawon" di pepohonan rumah kami. Memang, sudah jadi resiko, pepohonan yang rimbun, mengundang tamu tak diundang berupa serangga-serangga yang sengatnya "mematikan" itu.
Beberapa hari setelah aku disengat, aku masih membiarkan sarang tawon itu (lihat foto) tetap di tempatnya. Rupanya, istriku berinisiatif menyingkirkannya. Caranya sederhana saja. Dahan --jauh di bawah sarang tawon itu-- digergajinya, dan sarang tawon pun bisa dibuang sekalian dengan dahan pohonnya, tanpa tawon-tawon penghuninya menjadi marah.
Ternyata belum selesai sampai di situ. Istriku lapor, ada lagi sarang tawon lainnya yang nempel di pohon alpukat, yang tumbuh di trotoar depan rumah. Aku pun memeriksa. Ternyata sarangnya masih kecil, tapi ada penghuninya.
Aku memakai caraku. Sebagai pertahanan, aku pake helm motor yang full face. Lalu mengambil linggis. Linggis itu ujungnya aku balut dengan potongan karet bekas ban dalam motor, lalu dibakar. (kenapa linggis yang berbahan besi? selain nggak punya bambu panjang, juga biar nggak turut terbakar).
Api pun aku sodorkan ke sarang tawon itu. Jilatan api rupanya membuat penghuninya tak nyaman. Apa reaksinya? Aku kira bakal menyerangku, ternyata dia pergi begitu saja. Setelah penghuninya kosong, dengan mudah sarang tawon itu disodok hingga terjatuh.
*Memeriksa sekeliling barangkali ada sarang-sarang tawon lainnya*
Tips:
~ Ada sarang tawon di lingkungan anda, jangan takut. Bakar saja dengan obor, setelah kita memproteksi diri dengan penutup kepala (helm), karena tawon biasanya menyerang bagian kepala.
~ Lenyapkan sarang tawon sebelum membesar dan penghuninya banyak --untuk memperkecil resiko kita diserang
Tags: , , ,
Prev: Cat Kuning Aja Rumahnya!Next: Blogger Kreatif
pelas/bothok tawon
di daerah lain pelas (vokal ‘e’ diucapkan seperti pada kata cewek) lebih dikenal sebagai bothok. Pelas merupakan salah satu produk turunan dari kelapa. awalnya dibuat dari ampas kelapa (parutan kelapa yang sudah diambil santannya), dibumbuin (bawang merah, bawang putih, kunyit, kencur, salam, garam, gula merah, terasi), dibungkus daun pisang (dikunci dengan biting/lidi) dan dikukus dalam uap panas. isinya bervariasi, yang paling populer di bumisegoro adalah petai cina, petai, teri, tahu, jamur, dan tawon. kategori ini populer karena mayoritas bahannya mudah didapat dan harganya pun cukup terjangkau. dengan perkecualian pelas tawon.
kecuali tawon budidaya, tawon sekarang makin sulit didapat karena habitatnya makin sempit. makin banyak kebun dibabat untuk dibangun rumah. karena larva tawon madu sebagai bahan utama kedua setelah ampas kelapa makin sulit didapat, akibatnya pelas tawon juga makin langka.
15-20 tahun lalu masih ada yang jual pelas di pasar Jagalan (pasar utama di kecamatan Borobudur, berlokasi di sebelah terminal umum candi borobudur). entah, sekarang masih ada ga yang menjualnya. Padahal, lauk ini termasuk menu favorit bapakku. ting creplis katanya.
kacang bothok tawon

kacang bothok tawon berguna untuk kesehatan manula , bothok tawon saat ini cukup sulit di cari karena para peternak tawon tidah membuat bothok lagi karena prosesnya lama. Kacang Bothok ini mulai di populerkan tahun 2006 oleh para peternak tawon bothok di jawa selatan.
1 comment August 23rd, 2008 redaksi-->
Kamis, 2007 Desember 20

BABII: JENIS-JENIS LEBAH MADU
OLEH: BENY ULEANDERLebah termasuk kelompok serangga bangsa atau ordo Hymenoptera (sayap bening) yang membesarkan sayapnya dengan serbuk sari dan madu. Bangsa lebah beranggotakan 12.000 spesies. Selain suku Apidae yang hidup berkoloni, ragam jenis serangga umumnya hidup soliter. Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki beragam sebutan. Di Jawa disebut tawon gung dan gambreng, di Sumatera Barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan dan suku Belu (tetum terik) di Timor disebut wani dan di Tataran Sunda lebih dikenal dengan sebutan tawon odeng.Dalam dunia hewan, lebah madu memiliki sistematika tersendiri dalam hal kerajaan (Animalia), Filum (arthropoda), kelas (Insecta) atau serangga), ordo (Hymenoptera), subordo (Clistogastra), super famili (Apoidea) dengan famili Bombidae (lebah biasa), Meliponidae (lebah madu tanpa sengat) dan Apidae (lebah madu). Sistematika lain berupa genus (Apis) dengan spesies Apis Andreniformis, Apis Cerana, Apis Dorsata, Apis Florae, Apis Koschevnikovi, Apis Laboriosa, Apis Mellifera. Famili Bombidae sangat sedikit menghasilkan madu, namun berperan penting sebagai penyerbuk tumbuh-tumbuhan.Famili Melinopedae termasuk jenis lebah yang tidak bersengat dan rendah produksi madu. Famili Apidae merupakan jenis lebah penghasil madu sejati. Lebah madu dari genus Apis sebagai penghasil madu dan lilin. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis Apis Mellifera dari Eropa, Apis Dorsata dan Apis Indica atau Apis Cerana dari Asia (Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan, 2003).
Diposting oleh Beny Uleander di Kamis, Desember 20, 2007
Label:

0 komentar:
Posting sebuah Komentar

Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Berlangganan: Posting Komentar (Atom)



Pengarsip

Beny Uleander
Jl. Letda Kajeng No 21, Denpasar, Bali, Indonesia
Lahir di kota dingin Bajawa, Flores, 16-11-1975, putra ke-3 dari 6 bersaudara pasangan (alm) Dominikus Uleander dan Katarina Deru Pay. Kampung ayah dari Wogo, Wolokuru, dan Sadha, di kecamatan Golewa, Ngada. Sementara ibu campuran Flores-Sunda. Kampung ibu di Turekisa (kakek), sedangkan kampung nenek Nyi Omoh di Desa Tanjungsari, Sumedang, Jabar. Ternyata kakek buyut pihak ibu berasal dari Makassar, tapi tidak terlacak dari desa apa. Setamat SDK Kisanata Bajawa, diarahkan bapak masuk Seminari Mataloko (1989-1994), lalu setahun di SMAN Bajawa (1994-1995). Bertemu Guru Mikhael Remi dan Kanis Riberu serta para pastor yang mendorong kami belajar menulis renungan harian sejak SMP. Jasa besar mereka mengantar saya menyukai dunia jurnalis. Bercita-cita jadi Karmelit. Bersyukur hingga kini merasakan kehangatan persaudaraan dan seabrek kenangan indah di Biara Karmel Maumere. Tak lupa pula keakraban dengan teman-teman di STFT Ledalero, Maumere (1997-2001), yang sudah terpencar. Terdampar di HU Fajar Bali, 2003. Lalu bersua Koran Pak Oles, Mei 2004 hingga kini. Melihat profil lengkap saya

Powered by
benyuleander@gmail.com

WITA
obj=new Object;obj.clockfile="0006-blue.swf";obj.TimeZone="Indonesia_Denpasar";obj.width=125;obj.height=150;obj.wmode="transparent";showClock(obj);


MASUKAN KATA KUNCI


Home Website
www.pakoles.comJl Komodo 38X, DenpasarTlp (0361) 262854, 224917Fax. (0361) 223152

Redaksi Koran Pak Oles
Jl Letda Kajeng 21 D, Denpasar Tlp (0361) 255654, 8424066, 8424067. Fax. (0361) 228240
Webnews: www.koranpakoles.co.cc
Email: koranpakoles@yahoo.co.id

ONLINE


LINK
KORAN PAK OLES
ANEKA PRODUK LEBAH MADU
ARSIP KORAN PAK OLES 2007
CATATAN KENANGAN

TULIS KOMENTAR ANDA
View shoutbox
Free chat widget @ ShoutMix

DAFTAR ISI
2007 (71)
Desember (71)
PENGANTAR H Wawan Darmawan, SE, MBA.
BAB I: SEJARAH KEHIDUPAN LEBAH MADU
Lebah Ratu (Queen)
Lebah Jantan (Drone)
Lebah Pekerja (Worker Bees)
2. Pembentukan Koloni Dan Sarang
3. Siklus Hidup Lebah Madu
4. Komunikasi Lebah
B. Nektar Bunga
C. Awal Terjadi Madu
E. Penggunaan Madu Dalam Peradaban Kuno
F. Madu Dalam Literatur Kuno
G. Madu Dalam Kitab Suci
BABII: JENIS-JENIS LEBAH MADU
A. Lebah Madu Berdasarkan Jenis
B. Klasifikasi Lebah Berdasarkan Sengatan
E. Lebah Yang Bisa Dibudidaya
Apis Cerana
Apis Adonsonii (Apis Unicolor)
Apis Trigona sp (Lebah Klenceng)
F. Lebah Yang Belum Bisa Dibudidaya
G. Aneka Produk Lebah
Royal Jelly
Pollen (Tepung Sari)
Lilin Atau Malem Lebah (Bees Wax)
Apitoxin (Beevenom)
BAB III: MADU SEBAGAI OBAT DAN FOOD SUPLEMENT
Kandungan Nutrisi Dalam Madu
Madu Tidak Sama Dengan Gula
Madu Sebagai Obat
Madu Sebagai Suplemen
Spesifikasi Dan Khasiat Madu
Madu Baik Untuk Diabetisi
Merawat Kecantikan Dengan Madu
Minum Madu Sebagai Gaya Hidup
IV: BUDIDAYA LEBAH INDONESIA
B. Madu Organik Dan Sintetik
B. Madu Asli Dan Madu Palsu
D. Belajar Dari Thailand
E. Asosiasi Perlebahan Indonesia (API)
F. F. Kiprah Pusat Pelatihan Perlebahan Sukatani ...
G. Apis Mellifera Lebih Populer
1. Syarat Budidaya Lebah Madu
2. Peralatan Budidaya Lebah Madu
H. Cara Menyimpan Madu
BAB V: BISNIS MADU DI DUNIA
A. Perlebahan Asia
Cina: Setahun, Produksi 200 Ribu Ton Madu
Perlebahan Myanmar: Melirik Apis Mellifera
Laos: Andalkan Universitas Untuk Budidaya Lebah
B. Perlebahan Australia
C. Perlebahn Eropa
Perancis: Jadikan Lebah Pengawal Lingkungan
Perlebahan Turki
D. Perlebahan Rusia
E. Perlebahan Afrika Dan Amerika
Uganda Miliki Potensi Lebah Yang Besar
Perlebahan Tanzania
Perlebahan Yaman, Proyek Potensial Ekonomi Nasion...
BAB VI: MADU RACIKAN PAK OLES
A. Madu Geruh
B. Madu Pollen (Malen)
C. Madu Sekar
D. Massker Madu Hitam
E. Madu Putih Pandu
F. Madu Jamur
G. Madu Resi
H. Madu Rocky
I. Pasta Serbuk Sari Sekar (Pollen)
PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS

VISITOR
counter_id=38550; display_type='total_country_visitors'; skin=null; mapside=null; autoresize=null;





NEWS
Apple Google Microsoft
Podcaster: So good, Apple won't let you have it
CNET News
, USA
- Sep 16, 2008
- 6 hours ago
Apple has told Alex Sokirynsky that he cannot distribute his Podcaster app for iPhone via the Apple iTunes store since, he reports, "it duplicates the ...
Related Articles »
clipped from Google - 9/2008
Digital Media Groups Gang Up On Apple to Free Content
Wired News
- Sep 15, 2008
- 15 hours ago
By Chris Snyder September 15, 2008 9:27:28 AMCategories: Apple, Media, Microsoft, Piracy Hollywood is teaming up with major retailers and electronics ...
Related Articles »
clipped from Google - 9/2008
Downloading To A Different Tune
Forbes
, USA
- Sep 16, 2008
- 58 minutes ago
Although Best Buy and Napster have digital music download services, the companies hope the combined service will put pressure on Apple (nasdaq: AAPL - news ...
Related Articles »
clipped from Google - 9/2008
Apple’s PA Semi acquisition to result in new iPhone processor ...
CNET News
, USA
- Sep 16, 2008
- 10 hours ago
In April, Apple agreed to purchase PA Semi, the designer of a 64-bit, power-conservative, dual-core processor, Forbes reports. PA Semi’s chip is based not ...
Related Articles »
clipped from Google - 9/2008
powered by

Baris Video
powered by


Dientup tawon; Disengat lebah
Sewaktu aku kecil, diatap rumahku terdapat rumah tawon madu (tawon dowan). Tawon madu ini bentuknya agak kecil (panjang kurang dari 1 cm). Bapakku sering mengambil rumah tawon itu guna diambil madunya. Seringkali juga terdapat banyak anak tawon didalamnya, yang kemudian diambil dan dimasak sebagai ”bothok” (rempelas) oleh ibuku. Rasa bothok tawon ini biasanya manis dan harum.Terkadang ada satu dua ekor tawon yang terperangkap di jendela kaca di rumahku. Dia pengin keluar tapi terkendala kaca. Di saat aku kecil, bapakku bilang bahwa di-entup (sengat) tawon itu agak sakit. Saat itu aku penasaran, kayak apa sih sakitnya kena sengat tawon? Maka ketika ada tawon terperangkap sengaja kupegang kepalanya dengan tangan kiriku dan jari telunjuk kananku kusodorkan ke bagian sekor yang ada sengatnya. Aduhh.... ternyata lumayan sakit dan ngilu kena sengat itu...Pengalaman kena sengat tawon yang kedua adalah ketika membuka laci buffet di rumahku. Aku tidak melihat di dekat laci itu ada tawon endas (tawon kepala) yang agak besar (panjang 2 cm). Tahu-tahu tanganku pedih dan bengkak kena sengatan tawon endas itu...Pengalaman ketiga kena sengat adalah karena sifat jahilku. Ketika masih SD, sekolah kami dekat jalan kampung yang pada hari pasaran Pahing penuh lalu lalang orang pergi ke pasar. Nah di sebuah pohon yang menjulur di atas jalan kampung itu terdapat sarang tawon endas. Kami, anak-anak nakal di SD, timbul sifat jahil untuk melempari rumah tawon itu sehingga si tawon akan ngamuk dan mengejar orang-orang yang lalu lalang di bawahnya. Ketika kami melempari, rumah tawon memang rusak tapi cilakanya si tawon malah mengejar kami dan menyengat kepalaku... Yah kualat namanya he..he..he...(Saat ini tawon atau lebah madu sudah mulai banyak dibudidayakan. Di Parungpajang di Diklat Perlebahan milik Perhutani, orang selain diajari budidaya lebah madu juga diajari tentang penggunaan sengat tawon untuk akupuntur (tusuk jarum) guna pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Anda tertarik untuk mencobanya?)
Posted by Edy Marbyanto at 9:14 AM
Labels: ,

0 comments:
Post a Comment
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Maaf...narsis dikit ya.....


Tentang saya
Edy Marbyanto
Di dalam keluarga saya biasa dipanggil Anto, namun di lingkungan pergaulan dipanggil Edy. Menurut terminologi Thukul "Reynaldi" Arowana, saya termasuk wong ndeso karena habitat kelahiran saya memang ndeso. Saya dilahirkan dan di besarkan oleh orangtua saya yang berprofesi sebagai petani di sebuah dusun kecil di kaki gunung Merbabu tepatnya di dusun Gondangan, Desa/Kec. Sawangan, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Tempat saya ini sekarang berjarak sekitar 5 km dari obyek wisata Ketep Pass. Saya walau saat ini tinggal di daerah perkotaan tapi sejatinya saya tetap lebih suka alam pedesaan dan bergaul dengan wong-wong ndeso lainnya...

SANGGAR TAWON

Cara Tawon Mengatur Stok Makanan

TPG IMAGES
/
Kamis, 14 Agustus 2008 20:17 WIB
JAKARTA, KAMIS - Sebagai makhluk sosial, kawanan tawon punya cara mengatur stok logistik makanannya di dalam sarang. Lebah pekerja hampir tiap hari berburu mencari madu, namun persediaan di dalam sarang relatif selalu cukup dan tak pernah berlebihan.
Apa rahasianya? Tengoklah temuan Dr Mathieu Molet dan Dr Nigel Raine dari Sekolah Biologi dan Kimia Queen Mary Universitas London berikut ini.
Saat tawon-tawon pekerja selesai berburu mangsa dan kembali ke sarang, tubuhnya mengelurkan feromon. Zat kimia tubuh yang tak berbau ini adalah sarana yang dipakai tawon untuk berinteraksi dengan sesamanya.
Sebelumnya, para peneliti hanya mengetahui bahwa feromon dikeluarkan sebagai pertanda saja agar tawon pekerja lainnya meneruskan kegiatan berburu. Namun, setelah dipelajari lebih mendalam, respon terhadap feromon ini ternyata berubah-ubah sesuai situasi saat itu. Tawon pekerja baru keluar dan berburu nektar jika persediaan sudah menipis atau sama sekali kosong.
"Terbang sepanjang hari untuk menemukan nektar dan serbuk sari bunga merupakan pekerjaan berat. Jadi, masuk akal bila tawon-tawon tersebut lebih suka merespon feromon saat pasokan madu sedikit," ujar Molet.
Para peneliti menggunakan RFID (radio frequency identification) untuk menghitung aktivitas tawon secara kontinyu. Tawon-tawon tersebut dibagi dalam beberapa koloni dan pada masing-masing sarangnya diletakkan pasokan madu berbeda-beda. Kemudian, di sekitar sarang dilepaskan feromon buatan.
Respon terhadap feromon ternyata lebih tinggi pada koloni yang pasokannya lebih sedikit. Temuan ini menunjukkan bahwa feromon dapat dipakai untuk mengatur aktivitas tawon. Ke depan, feromon buatan mungkin dapat diaplikasikan untuk mengatur penyerbukan bunga tanaman produktif seperti sayur-sayuran dengan bantuan tawon secara alami.

sanggar tawon


TAWON BERMADU
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yanng telah dimudahkan (bagimu)". Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl 68, 69)
Banyak orang tahu bahwa madu merupakan sumber gizi yang penting bagi tubuh manusia, namun sedikit sekali orang yang menyadari betapa mengagumkan karakteristik produsen madu itu sendiri yaitu tawon.

Sumber makanan tawon adalah nektar (minuman dari sari bunga) yang tidak mungkin didapatkan pada musim dingin. Maka dari itu tawon mencampur nektar tsb dengan sekresi khususnya sehingga menghasilkan sumber makanan baru, yaitu madu yang dapat menjadi persediaan makanan baginya untuk musim dingin yang panjang.

Yang menarik perhatian di sini adalah bahwa madu menyimpan persediaan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya ia butuhkan. Sudah pasti pertanyaan yang muncul adalah mengapa tawon tidak bosan/berhenti dari aktifitas produksi yang berlebihan ini, karena jelas bagi tawon untuk membuang waktu dan tenaga. Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada wahyu ilahi yang diterima oleh tawon,
sebagaimana disebutkan pada ayat Qur'an di atas.

Tawon memproduksi madu tidak hanya untuk dirinya saja namun juga bagi manusia. Oleh karenanya, seperti beberapa hewan di muka bumi, tawon juga diciptakan demi khidmat kepada manusia. Sebagaimana ayam bertelor setiap hari meskipun ayam tidak membutuhkan atau sapi yang menghasilkan susu dalam jumlah besar jauh yang dibutuhkan oleh anaknya.

Organisasi kawanan tawon yang sempurna

Kehidupan kawanan tawon dalam sarangnya dan kegiatan produksi madu mempunyai detail yang luar biasa. Tanpa membahas lebih jauh, marilah kita lebih mengenal sifat dan karakteristik "kehidupan sosial" tawon. Tawon memiliki "tugas" banyak yang harus dikerjakan yang mana semuanya diatasi dengan organisasi yang prima.

Pengaturan kelembaban dan ventilasi udara

Kelembaban sarang tawon yang menjadikan madu berkualitas dan terlindungi harus dipertahankan dalam batas tertentu sepanjang waktu.
Sedikit berubah tingkat kelembaban menjadi di atas atau di bawah limit, akan dapat merusak kualitas gizi dan hilang proteksinya. Demikian pula, temperatur sarang tawon harus 32°C selama 10 bulan. Untuk menjaga agar konstan tingkat temperatur dan kelembaban dalam batas-batas tertentu ini, "kelompok ventilasi" tawon ditunjuk untuk melaksanakan tugas penting ini.

Selama musim panas, sangatlah mudah kita dapat mengamati bagaimana tawon memberikan ventilasi sarangnya. Pintu sarang tawon dipadati oleh tawon. Dengan bertahan hinggap di lantai kayu, tawon mengipasi sarangnya dengan menggunakan sayapnya. Dalam suatu standar sarang tawon, udara yang masuk dari satu sisi dipaksa untuk keluar dari sisi lain. Tawon ventilator tambahan juga bekerja menyebarkan arus udara di sekitarnya.

Sistim ventilasi yang sama dipakai untuk menjagai sarang tawon dari bahaya asap dan polusi udara.

Sistim kesehatan

Usaha tawon untuk menjaga kualitas madu tidak hanya dibatasi pada pengaturan kelembaban dan penkondisian udara saja. Sistim kesehatan yang mengagumkan juga terjadi di sarang tawon untuk menghindari kejadian apapun yang mengkin dapat menghasilkan sumber lahirnya bakteri. Prinsip dasar sistim kesehatan ini adalah untuk menghindari barang asing yang dapat masuk dalam sarang tawon. Karena itu selalu ada dua pengawal di depan pintu masuk sarang. Jika ada barang asing ataupun serangga yang akan memasuki sarang tawon meskipun sudah ada usaha preventif ini, maka semua tawon awas sekali dan mengeluarkannya dari sarangnya.

Untuk barang asing lebih besar yang tidak dapat dibawa keluar sarangnya, mekanisme preventif yang lain dimulai. Untuk keadaan yang demikian ini tawon menghasilkan sesuatu yang disebut "propolis (damar tawon)". Tawon membentuk propolis yang mengumpulkan damar dari pepohonan seperti pohon cemara, poplar, akasia; kemudian menggabungkan ini dengan sekresi khususnya. Kelebihan yang mendasar dari propolis adalah kemampuannya untuk tidak melindungi bakteri di dalamnya. Substansi seperti ini dibungkus dengan propolis setebal 1.5 mm, sehingga terisolasi dari sarang tawon.

Damar tawon yang sama digunakan untuk menambal sarang yang pecah. Damar bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras setelah mengering dalam waktu yang sangat pendek.

Jelas sekali kita dapat menyadari bahwa sistim yang diimplementasikan oleh tawon untuk menjaga sarangnya memerlukan kesadaran dan intelejensi yang tinggi. Yang lebih menarik adalah cairan damar yang dikeluarkan oleh tawon untuk perlindungan dari bakteria. Meskipun kita bisa menganggap bahwa tawon mengeluarkan cairan ini "secara sadar" untuk membungkus partikel asing, namun bagaimana mungkin menyediakan penjelasan atas pertanyaan berikut: 'bagaimana tawon menambahkan kualitas anti-bakteri ke cairan yang dikeluarkan oleh tubuhnya'. Apakah manusia, -yang sudah pasti lebih intelijen dari tawon- memiliki kemampuan untuk memberikan kualitas anti-bakteri ke dalam sekresi tubuh manusia sendiri?
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman.Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS. Yaasiin 72, 73)
Other Languages
Français , Français , Français , Türkçe , Türkçe , Español , English , English , Türkçe
.....:::::::::: Releated Products ::::::::::.....
Articles
LEBAH MADU
KEAJAIBAN LEBAH MADU
LEBAH MADU: SANG ARSITEK DAN PENARI ULUNG

.....:::::::::: Releated Products in Same Category ::::::::::.....
Arsitek-arsitek Mungil di Alam
DURI PUN BISA MENJADI MAKANAN
FISIKA DI BALIK KEINDAHAN BULU MERAK
JARINGAN INFORMASI PADA LUMBA-LUMBA MENGUNGGULI INTERNET
KAMUFLASE DAN PERILAKU CERDAS BINATANG
KEAJAIBAN LEBAH MADU
KISAH TERKINI TENTANG BURUNG-DINO DAN FAKTA SESUNGGUHNYA
Laba-laba: Sang Insinyur Ahli
Laba-laba yang Memanfaatkan Permukaan Air Layaknya Lantai Dansa
LEBAH MADU
LEBAH MADU: SANG ARSITEK DAN PENARI ULUNG
LIDAH BUNGLON LEBIH CEPAT DARIPADA PESAWAT JET TEMPUR
MAKHLUK HIDUP TIRUAN?
MAKHLUK-MAKHLUK BERCAHAYA
Nyamuk dan Petualangannya
Nyamuk: Pemakan Darah?
PARA PAKAR DARI DUNIA SERANGGA
Sistem Pemandu Arah secara Magnetis pada Merpati
Sistem Yang Melindungi Tulang Beruang Hibernasi Telah Terungkap
Unta: Hewan Yang Khidmat Kepada Umat Manusia





sanggar tawon

Madu Tawon atau Madu Pawon
www.sentralternak.com, Secara ilmiah madu didefinisikan sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nectar yang masih mempunyai keaktifan enzim diastase. Madu merupakan bahan makanan yang kaya akan gizi. Komposisi madu antara lain : air (17,0%), fruktosa (38,5%), glukosa (31,0%), maltosa (7,2%), karbohidrat (4,2%), sukrosa (1,5%) dan cairan enzim, mineral, vitamin (0,5%).Pada artikel sebelumnya kami telah menulis berbagai cara yang dipergunakan oleh orang awam dalam membedakan keaslian madu. Maka pada kali ini kami akan menulis sambungan artikel tersebut tentang salah satu cara yang dipakai oleh orang-orang yang mempunyai niat jahat dalam memalsu madu. Informasi ini kami peroleh dari pengakuan dosen kami dari jurusan Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan Unibraw Malang.
Praktek-praktek pemalsuan madu sudah berjalan sejak dulu, namun hal ini kurang begitu mendapat sorotan. Salah satu cara untuk mendapat madu palsu atau yang sering disebut madu “pawon” adalah sebagai berikut : sarang lebah dijus (diblender) ditambahkan air dan gula setelah itu diperas. Ada juga yang menambahkan sedikit asam dan juga pala. Hasilnya adalah persis seperti madu asli baik aroma, rasa, dan penampakan. Untuk membuktikan madu ini hanya dengan uji enzim diastase.
Oleh karena itu kita harus ekstra hati-hati untuk membeli madu. Cara aman untuk mendapatkan madu adalah dengan membeli langsung ke peternak yang sedang menggembalakan lebahnya. Kalau hal ini dirasa cukup merepotkan maka membeli madu berlabel (mencantumkan komposisi nutrisi) bisa menjadi alternatif. Dan kalau sudah mendapatkan madu maka bandingkan komposisi nutrisi yang ada dengan standar madu asli. Madu asli mempunyai Standart Industi Indonesia (SII-86) sebagai berikut :1. Kadar air Maks. 25%2. Keasaman Maks. 40 ml NaOH 1N/kg3. Enzim diastase Min 3DN4. Hidroksi metal fulfural Maks. 40 mg/kg5. Kadar abu Maks. 0,5%6. Gula pereduksi Min 50%7 Sukrosa Maks. 10%8 Padatan tak larut Maks. 0,5%Sumber : Apiari Pramuka, Cibubur, Jakarta
Nah, sekarang sudah jelas bagi kita untuk lebih berhati-hati untuk membeli madu. Tapi jangan keliru sikap juga yaitu dengan tidak mengkonsumsi madu. Semoga dengan uraian singkat di atas dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang produk peternakan berupa madu.
Anda dapat mengcopy artikel ini dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com kritik dan saran silahkan kirim di : sentralternak@yahoo.com
Posted by: admin
Categories:
Artikel

sanggar tawon

BERINGIN & TRADISI

Pohon yang paling tua ini, kalau dibiarkan hidup terus, tingginya bisa sampai 35 m. Tajuk daunnya menaungi apa saja di bawahnya, sejauh 6 m di sekeliling batang yang mbomber bergaris tengah 2 m.

Sebelum pohon jati didatangkan dari India ke Jawa pada zaman Hindu dulu (beberapa tahun sebelum Masehi), beringin sudah ada di hutan-hutan Pulau Jawa. Itulah sebabnya, beringin dianggap "pohon yang paling tua".

Dihormati seperti pohon bodhi
"Tanah tumpah darah" waringin atau caringin Ficus benyamina memang Asia Tenggara (termasuk Indonesia), mengingat begitu banyak keanekaragaman jenis yang ditemukan di sini. Antara lain, pohon lo Ficus glomerata yang dimakan buahnya oleh Otak-otak Ugel dari negeri dongeng. Hampelas Ficus ampelas yang kasar daunnya seperti amplas. Kiyaracondong Ficus rostrata yang tidak bisa tegak batangnya. Karet perca Ficus elastica, dan masih banyak lagi yang lain.
Di Jawa Barat ada desa yang dulu begitu banyak beringin liarnya, sampai disebut Desa Caringin. Di kota Bandung, sampai sekarang ada jalan yang masih saja memakai nama Cihampelas dan Kiyaracondong, karena dulu banyak ditumbuhi Ficus ampelas dan Ficus rostrata. Di Jawa Timur, juga ada desa yang memakai nama Gondanglegi, karena dulu banyak ditumbuhi pohon gondang F. variegata yang manis buahnya.
Di kalangan nenek moyang kita yang beragama Buddha, pohon beringin dihormati seperti pohon bodhi, Ficus religiosa, di desa Budhagaya, Bihar, India, yang menaungi Siddharta Gotama mencapai Penerangan Sempurna dulu. Pohon bodhi tidak ada yang tumbuh asli di Indonesia, tetapi atas jasa Biku Narada dari Sri Lanka, halaman candi Borobudur ditanami pohon ini pada tahun 1934. Di daerah lain yang tidak ada pohon bodhi-nya, ya beringin Ficus benyamina itu yang mendapat kehormatan untuk dihormati.
Penghormatan ini dilestarikan oleh penduduk yang lahir kemudian dan sudah menganut agama lain. Untuk melindungi mata air sebuah desa, misalnya, jangan sampai diinjak-injak dijadikan tempat sembarangan, tetua desa sengaja menanam pohon beringin di dekatnya. Penduduk yang menghormati pohon itu dengan sendirinya juga menghormati tempat mata air yang hendak dilestarikan itu. Kepada anak-anak biasanya disampaikan mitos bahwa di antara akar beringin raksasa itu bersemayam ular penjaga mata air yang besar. Jangan main-main dengan mata air itu!

Beringin konstitusi
Di kalangan raja-raja Jawa, pohon beringin merupakan simbol keabsahan seorang raja yang dinobatkan dan keraton tempatnya bersemayam. Itu sudah berlaku sejak Sultan Pajang membangun keraton di sebelah barat Solo dulu, dan menanam pohon beringin di alun-alun depan keraton. Karena dikurung dengan pagar tembok supaya rapi, pohon itu terkenal sebagai wringin kurung.
Ketika Ki Juru Martani dari Mataram (daerah Yogyakarta sekarang) ingin menghadap Sultan Pajang, ia harus duduk bersila di dekat batang wringin kurung itu. Baru setelah diketahui oleh Sultan, Ki Juru Martani dipanggil masuk keraton, dan ditanya apa maksud kedatangannya. Ternyata ia memberi tahu bahwa Ki Ageng Mataram yang diangkat Sultan Pajang sebagai raja daerah itu telah wafat. Siapakah yang akan ditunjuk sebagai penggantinya?
Sultan Pajang menunjuk putranya, Ngabehi Loring Pasar (kepala yang mencakup kabeh (semuanya) di daerah utara pasar). Sebagai raja Mataram yang baru, ia dibalik namanya menjadi Senopati Ingalaga Sayidin Panatagama, sebelum kelak balik nama lagi sebagai Panembahan Senopati.
Tradisi memberi kesempatan pada rakyat untuk bertemu raja itu kemudian dilestarikan oleh raja-raja Mataram berikutnya. Sepasang beringin yang sama umurnya ditanam di alun-alun depan gapura keraton. Mengapa ditanam kembar, tidak ada penjelasan dalam sejarah. Diduga, kedua wringin kembar itu harus mengapit jalan yang disediakan untuk lalu lintas gajah kendaraan dinas raja. Keduanya juga dipakai untuk menambatkan gajah-gajah yang sedang diparkir.
Jarak antarkedua batang pohon itu begitu lebar (12 m), sampai bisa dipakai untuk pepe (berjemur) rakyat. Pepe ialah cara yang berbudaya untuk berdemo, meminta perhatian raja agar dapat diterima berdialog.
Pada zaman itu hanya Raja Mataram (yang kemudian sudah menaklukkan Sultan Pajang) yang boleh menanam beringin kembar. Raja lain yang kecil-kecil dianggap menyaingi Maharaja Mataram kalau berani meniru, lalu dituduh menantang.
Raja Jawa lain, dropping dari pusat, seperti Adipati Jepara, Purbaya (Madiun), Tuban, Gresik, dan lainnya, boleh meniru menanam pohon beringin di alun-alun depan keratonnya. Tetapi hanya sebatang.
Begitu pula para bupati yang diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda di luar daerah kerajaan Mataram. Mereka dikukuhkan dengan pohon beringin tunggal di depan rumah kabupatennya.
Pada zaman sekarang, tradisi menanam beringin masih saja dilakukan oleh para pembesar sipil dan militer Republik yang meresmikan gedung-gedung, seperti gedung koperasi susu sapi, gedung Akademi Kulit, atau pabrik PT. Sandal Jepit Tbk (terbuka).

Pengorbanan petugas tawon
Di alam bebas, benih beringin berkecambah dari buah masak yang jatuh berserakan di tanah sekitar batang. Buah bulat sebesar kelereng yang merah kalau sudah masak itu berbeda sekali anatominya dengan buah yang biasa kita kenal. Buah terbentuk oleh tangkai yang melebar ke samping dan merupakan kantung yang di bagian ujungnya menyempit. Bagian ini merupakan pintu masuk bagi serangga penyerbuk.
Bunganya tidak terletak di luar kantung, tetapi di bagian dalam. Deretan bunga betina menempel pada dinding buah di bagian bawah, dan deretan bunga jantan menempel di bagian atas, dekat pintu. Rongga di bagian tengah kosong melompong.
Berkat pengamatan J. Galil dan D. Eisikovitch dari School of Agriculture, Hebrew University, Tel Aviv, terhadap buah ara sikomor Ficus sycomorus yang diserbuki tawon penyengat Ceratosolen arabicus di Magadi, Afrika Timur tahun 1969, kita sekarang mempunyai gambaran yang jelas bagaimana bunga-bunga Ficus dibuahi (termasuk ara Eropa Ficus carica yang dibuahi tawon penyengat Blastophaga quadraticeps dan niscaya beringin juga yang dibuahi tawon penyengat jenis lain).
Tiap jenis Ficus memang mempunyai jenis tawon penyerbuk tertentu yang berbeda-beda, tergantung pada jenis Ficus yang dihadapi. Tetapi proses penyerbukannya lebih kurang sama dengan yang dilakukan tawon Ceratosolen arabicus dalam bunga Ficus sycomorus Afrika itu.
Tawon penyengat betina yang cuma 2 mm panjangnya tertarik oleh bau sedap bunga Ficus yang semerbak melalui pintu buah yang kecil. Pintu ini begitu sempit, dan dihalang-halangi oleh barisan bulu njegrak, sehingga tidak setiap tawon penyengat bisa memasuki buah. Hanya yang degil dan pandai berkelit yang bisa. Biasanya setelah antena, kaki, atau sayapnya patah.
Segera setelah berhasil masuk, tawon betina bertelur dalam bunga betina yang berderet pada dinding buah. Akibatnya, bunga itu membentuk gal (kutil yang keras dindingnya) sebagai usaha melokalisasi benda yang terasa asing baginya.
Larva tawon yang menetas dari telur jadi tersekap dalam gal berdinding keras ini. Tetapi tidak mengapa! Ia boleh dikatakan berenang dalam bahan makanan calon biji yang masih cair dan melimpah ruah. Tinggal mangap!
Kalau bunga betina diteluri semua, apakah ada yang bisa membentuk biji untuk pembiakan kelak?
Ternyata ada! Lha ini cerdiknya! Bunga betina ada yang bertangkai panjang, dan ada yang pendek. Hanya bunga yang pendek yang diteluri, karena alat pengebor tawon untuk menaruh telur memang pendek. Bunga yang panjang terbebas dari telur, sehingga selamat tidak menjadi makanan bagi anak tawon mangap.
Larva yang menetas mula-mula anak jantan yang tidak mempunyai sayap, karena tidak perlu terbang. Baru kemudian lahir anak betina yang kelak akan bersayap, karena tugasnya melanglang buana.
Anak laki-laki yang tumbuh menjadi pemuda tawon, selain makan juga bertugas mencari gal berisi larva calon betina. Ia mengebor dinding gal, lalu mengawini tawon betina melalui lubang ini.
Sesudah itu tawon jantan mulai mengebor dinding buah. Terpaksa sedikit demi sedikit karena dinding memang lebih tebal. Sedangkan tawon betina memperlebar lubang dinding gal lebih lanjut. Sesudah keluar dari gal tempat pingitannya, ia tumbuh lanjut menjadi tawon dewasa yang bersayap.
Sementara itu, di daerah atasan buah sudah muncul deretan bunga jantan. Ketika lubang hasil karya tawon jantan sudah cukup lebar, tawon betina sudah siap tinggal landas untuk berdinas luar meninggalkan buah. Tetapi supaya bisa keluar, ia harus melewati deretan bunga jantan yang sementara itu sudah siap menitipkan serbuk sari. Serbuk akan disampaikan ke bunga betina dalam buah Ficus lain, dengan ucapan "From Siberia with love".
Sementara itu, induk tawon mati dengan damai setelah bertelur tempo hari. Setelah ditinggal istrinya, tawon jantan pun mati kutu dalam buah Ficus. Kalau buah ini kemudian kita makan, tak usah heran bila di dalamnya ada bangkai-bangkai tawon mati kutu.

Beringin bonsai
Pada zaman modern sekarang, pohon beringin masih tetap favorit. Banyak yang ditanam sebagai pohon hias di tepi jalan kota. Daunnya senantiasa dipangkas agar membentuk tajuk yang membulat seperti kurungan ayam bekisar. Ada pula beringin yang dipelihara sebagai tanaman hias di taman. Tetapi yang dipilih varietas yang daunnya putih.
Beringin biasa yang berdaun hijau juga mengagumkan kalau dikerdilkan sebagai bonsai karang yang akarnya mencengkeram batu karang di bawahnya. Batangnya dibiarkan agak condong seolah-olah tertiup angin seperti pohon raksasa tua. Padahal ukuran dan bentuknya serba mini, dalam pot mini, yang ditaruh di atas meja mini. Tiba-tiba saja, kita merasa seperti main guliver-guliveran yang sedang mengamati pohon beringin di Negeri Liliput.
Sering juga bonsai beringin ditanam berkelompok 4 - 5 batang menjadi satu. Batangnya yang tegak tidak dikotori akar-akar udara, sehingga kalau tumbuh berkelompok tampak keindahannya sebagai batang yang bersih.
Ini berbeda sekali dengan Ficus kurzii yang dipanggil beringin juga, tetapi berakar udara. Ia ditanam soliter, agar tampak seram menunjukkan dengan akar-akar udaranya, yang karena menggantung dari cabang disebut juga "akar gantung". Kesan yang timbul ialah, pohon itu mengingatkan kita pada bentuk pohon tua serupa yang tumbuh seram di alam bebas, penuh burung hantu. Padahal ini cuma kicit! (Slamet Soeseno)