Senin, 15 September 2008


Dientup tawon; Disengat lebah
Sewaktu aku kecil, diatap rumahku terdapat rumah tawon madu (tawon dowan). Tawon madu ini bentuknya agak kecil (panjang kurang dari 1 cm). Bapakku sering mengambil rumah tawon itu guna diambil madunya. Seringkali juga terdapat banyak anak tawon didalamnya, yang kemudian diambil dan dimasak sebagai ”bothok” (rempelas) oleh ibuku. Rasa bothok tawon ini biasanya manis dan harum.Terkadang ada satu dua ekor tawon yang terperangkap di jendela kaca di rumahku. Dia pengin keluar tapi terkendala kaca. Di saat aku kecil, bapakku bilang bahwa di-entup (sengat) tawon itu agak sakit. Saat itu aku penasaran, kayak apa sih sakitnya kena sengat tawon? Maka ketika ada tawon terperangkap sengaja kupegang kepalanya dengan tangan kiriku dan jari telunjuk kananku kusodorkan ke bagian sekor yang ada sengatnya. Aduhh.... ternyata lumayan sakit dan ngilu kena sengat itu...Pengalaman kena sengat tawon yang kedua adalah ketika membuka laci buffet di rumahku. Aku tidak melihat di dekat laci itu ada tawon endas (tawon kepala) yang agak besar (panjang 2 cm). Tahu-tahu tanganku pedih dan bengkak kena sengatan tawon endas itu...Pengalaman ketiga kena sengat adalah karena sifat jahilku. Ketika masih SD, sekolah kami dekat jalan kampung yang pada hari pasaran Pahing penuh lalu lalang orang pergi ke pasar. Nah di sebuah pohon yang menjulur di atas jalan kampung itu terdapat sarang tawon endas. Kami, anak-anak nakal di SD, timbul sifat jahil untuk melempari rumah tawon itu sehingga si tawon akan ngamuk dan mengejar orang-orang yang lalu lalang di bawahnya. Ketika kami melempari, rumah tawon memang rusak tapi cilakanya si tawon malah mengejar kami dan menyengat kepalaku... Yah kualat namanya he..he..he...(Saat ini tawon atau lebah madu sudah mulai banyak dibudidayakan. Di Parungpajang di Diklat Perlebahan milik Perhutani, orang selain diajari budidaya lebah madu juga diajari tentang penggunaan sengat tawon untuk akupuntur (tusuk jarum) guna pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Anda tertarik untuk mencobanya?)
Posted by Edy Marbyanto at 9:14 AM
Labels: ,

0 comments:
Post a Comment
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Maaf...narsis dikit ya.....


Tentang saya
Edy Marbyanto
Di dalam keluarga saya biasa dipanggil Anto, namun di lingkungan pergaulan dipanggil Edy. Menurut terminologi Thukul "Reynaldi" Arowana, saya termasuk wong ndeso karena habitat kelahiran saya memang ndeso. Saya dilahirkan dan di besarkan oleh orangtua saya yang berprofesi sebagai petani di sebuah dusun kecil di kaki gunung Merbabu tepatnya di dusun Gondangan, Desa/Kec. Sawangan, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Tempat saya ini sekarang berjarak sekitar 5 km dari obyek wisata Ketep Pass. Saya walau saat ini tinggal di daerah perkotaan tapi sejatinya saya tetap lebih suka alam pedesaan dan bergaul dengan wong-wong ndeso lainnya...

Tidak ada komentar: